Ayah merupakan seseorang yang rela banting tulang agar keluarganya bisa hidup enak dan layak serta selalu membela kita di depan orang yang menyakiti kita. Untuk mengungkapkan rasa terima kasih, selain dengan kata-kata kita juga bisa membuat dan membacakan puisi ayah.
Puisi ayah merupakan kumpulan kata-kata yang telah dirangkai untuk menjadi sebuah karya yang indah. Sebagai orang tua, sosok ayah merupakan sosok yang tak kalah penting dengan ibu kita. Kita tidak akan mungkin bisa membalas segala jasa pengorbanannya selama ini.
Meskipun begitu, kita bisa mempersembahkan puisi ayah untuk ayah kita sebagai ucapan rasa terima kasih kepada beliau.
Nah, ingin lihat contoh puisi ayah yang bisa dibacakan untuk beliau? Atau bahkan ingin lihat puisi ayah tentang curahan hatinya? Yuk, simak contohnya!
Bunda
Kita semua tahu bahwa ayah dan bunda memang sosok penting dalam hidup kita yang tidak akan tergantikan oleh siapapun. Perhatian dan pengorbanan mereka yang tercurah pada kita tidak akan ada yang bisa menggantikan.
Buat kalian yang ingin memberikan mereka berdua satu puisi sekaligus, inilah beberapa contoh puisi ayah dan ibu yang singkat dan maknanya:
“Untuk Ayah dan Ibu”
Ayah… Ibu…
Walau sering aku mendurhakaimu
Kau tetap tersenyum
Ayah… Ibu…
Kau peras keringatmu
Hanya untuk buatku bahagia
Ayah… Ibu…
Aku berjanji
Aku berdoa
Selalu berusaha semampuku
Bahagiakanmu di masa tuamu.
Puisi di atas merupakan puisi ayah dan ibu yang mengekspresikan rasa terima kasih karena telah selalu berusaha membahagiakan dan ada sebaris doa untuk ayah dan ibu agar mereka selalu bahagia di masa tuanya.
“Kelanaku”
Maaf, Ibu
Setengah nafasmu yang kupinjam
Belum dapat kukembalikan
Angan-angan belum rela
Mengantarku pulang
Maaf, Ayah.
Setengah tenaga yang kau berikan
Masih dengan bangga kugunakan
Memikul setangkai demi setangkai
Harapan
Ampun, Ibu
Ampun, Ayah
Aku masih anakmu, bukan?
Jangan pelihara kekhawatiran!
Nah, kalo puisi di atas merupakan curahan hati permintaan maaf dari anak rantau yang belum sempat untuk pulang.
Dalam puisi tersebut, sang anak mengatakan bahwa ayah dan ibunya tidak perlu khawatir karena menunggu kepulangannya.
Pahlawanku
Ayah merupakan sosok yang kita kenal sebagai pahlawan, terlebih bagi kita sebagai anak-anaknya. Ayah akan selalu melindungi kita dan rela berkorban demi anak-anaknya. Hingga kapanpun, tidak ada yang bisa menggantikan posisinya.
Buat kalian yang ingin menyampaikan rasa terima kasih pada ayah atas perjuangan dan pengorbanannya kepada kita, inilah beberapa contoh puisi ayah untuk mengungkapkan terima kasih:
“Ayah Segalanya Untukku”
Ayah…
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau suguhkan
Hanya untuk aku… anakmu…
Ayah…
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang
Ayah…
Betapa mulianya hatimu
Kau korbankan segalanya untukku
Kau banting tulang hanya untukku
Aku berjanji akan tulusnya hatimu
Bahwa aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terimakasih Ayah untuk semua kasih sayangmu…
“Ayahku Pahlawanku”
Ayahku
Mencari Nafkah Setiap Hari
Dalam Kepenatan Dunia
Yang Tiada Akhir
Pagi Yang Terang Memulai Pekerjaan
Siang Dalam Perjalanan
Malam Berujung Baru Jumpa
Dengan Wajah Sayu Sisa Tenaga
Semua Itu Menjadi Investasi Untuk Keluarga
Untuk Masa Depan Anak-Anak
Dan Istri Yang Menanti Setiap Hari
Tanpa Basa Basi Dan Itungan Pasti
Ayahku Pahlawanku
Tantangan Hidup Silih Berganti
Kadang Menantang
Dengan Suasana Tak Terkendali
Semua Itu Menjadi Aktivitas Sehari-Hari
Tanpa Istirahat Yang Lebih
Menuai Risky Yang Hakiki
Untuk Anak Istri Setiap Hari
Ayahku Pahlawanku
Tanpa Kering Keringatmu
Mengabdi Negeri Ini, Menuai Hasil Yang Masih Misteri
Menjadikan Hidup Ini Semakin Tiada Tanding
“Dari Hati Untuk Pahlawan Hidupku”
Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu
Tangisku berderai
Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku
Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku
Seperti karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku
Kau lindungiku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu. . .
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu bapakku
Terima kasih.
“Pelita Hidup”
Ijinkan aku tersandar di bahumu meski aku sudah tak kecil lagi
Berayun di lengan tanganmu yang kokoh
Merasakan damai hidup yang tak terganggu
Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu
Merasakan terang dunia meski malam telah tiba
Teduh kedamaian kau sajikan
Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit
Ku mohon aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu kembali tak terdengar berat
Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda
Aku mohon kau tetap ada
Bersama denganku seperti hari lalu
Memeluk erat menghujani dengan kecupan penawar sakit
Ayah merupakan sosok penting yang jasanya tidak bisa dilupakan. Karena jasa-jasanya yang besar, beliau sering disebut sebagai pahlawanku. Agar satu keluarga bisa hidup dengan enak, beliau rela bekerja keras.
Lihat juga: 16 Contoh Puisi Alam (Mewakili Perasaan Naturalis)
Yang Sudah Meninggal
Sampai kapanpun, ayah kita akan tetap menjadi ayah kita. Pengorbanan dan perjuangannya tidak akan bisa
tergantikan oleh siapapun dan apapun. Meskipun nanti beliau telah meninggal dunia, beliau akan tetap punya tempat spesial di hati kita.
Sudah meninggal bukan berarti anak tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih ataupun mencurahkan kerinduan. Di bawah ini merupakan beberapa contoh puisi ayah yang merupakan curahan hati dari anak untuk ayah yang sudah meninggal.
“Kehilangan”
Ayah,
Kehilanganmu seperti aku kehilangan dunia
Seperti aku kehilangan seluruh daya
Seperti aku kehilangan separuh jiwa
Ayah,
Dari keringatmu aku hidup
Dari tanganmu aku makan dan minum
Dari nasehatmu aku menjadi manusia
Ayah,
Kepergianmu memukul hatiku
Kepergianmu mencabik jiwaku
Kepergianmu meruntuhkanku
Ayah,
Semoga engkau berbahagia di sana
Semoga engkau tenang di surga-Nya
Semoga amalanmu diterima oleh-Nya.
“Merindukan Ayah”
Aku menyusuri jalan-jalan
Dimana kita sering pergi bersama
Aku menyusuri tempat-tempat
Dimana kita bersenda gurau bersama
Ku ingin selalu bersamamu, Ayah
Aku ingin selalu menjaga dan melindungimu
Aku ingin engkau tahu
Bahwa aku selalu mencintaimu
Langkah berat menyusuri jalan-jalan itu
Aku menyusurinya sendirian tanpamu
Aku melangkah dengan gontai
Mengingat segala cita-cita belum terwujud bersama
Namun suatu saat kita akan dipertemukan kembali
Kita akan bersatu kembali di surga-Nya
Kita akan tertawa bersama-sama lagi
Dan kita akan bahagia bersama lagi.
Aku merindukan ayah
Aku kirimkan rinduku
Bersama dengan doaku
Untukmu, Ayah, pahlawan hidupku.
“Puisi Ayah yang Telah Tiada”
Ayah..
Tak terasa begitu cepat waktu berlalu
Tiga tahun sudah aku tak melihatmu
Sungguh sangat kurindukan masa-masa seperti dulu..
di saat kau ada di kehidupanku
Meskipun kini kau jauh ada di sana..
Aku yakin kau sedang bahagia
Karena telah melihat anakmu ini tumbuh besar menjadi sosok pribadi sepertimu Tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih.
Kini hanya do’a yang bisa kuberikan dan selalu kupanjatkan untukmu
Aku menyayangimu.. Selalu
Ayah..
Takut rasanya saat mengingat masa lalu bersamamu
Setiap kuingat.. air mata ini selalu tak mampu kubendung
Tangis ini karena kerinduanku padamu
Rindu akan kasih sayangmu
Rindu akan tutur katamu
Rindu akan semua yang ada pada dirimu
Tapi apalah dayaku
Semua telah berlalu
Kini hanya bisa kukenang jasa kebaikanmu
Dan menuruti semua nasihatmu
Ayah…
Do’aku akan selalu mengiringi perjalananmu
Semoga tuhan membalas kebaikanmu selama ini
Aku selalu menyayangimu.
“Rindu di Antara Hujan”
Tetes demi tetes air langit membasuh wajahku
Membasahi tanah yang telah kering
Bulir itu terpecah saat membentur bumi
Setiap tetesnya mengandung rindu yang terpendam
Tak dapat ku cegah segala rasa rindu yang kian mendesak
Ingin segera kucurahkan atau sekedar ku ucap
Mataku menerawang pada masa laluku
Dimana aku dengan tanpa segan melompat pada punggung tegapmu
Dimana aku dengan lantang meminta mainan kepadamu
Tersenyum aku dalam lamunanku
Masih teringat jelas rahangmu yang menjadikanmu semakin tampan
Masih pula ku rekam suara tegasmu namun penuh kasih
Atau tentang kekarnya tanganmu yang dengan mudah menggendongku
Atau sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi
Aku mengingatnya…
Mulai deras tangisanku karenamu…
Ayah…
Aku menitipkan rinduku padamu dari tetes hujan
Tak usah khawatir, aku baik-baik saja disini
Tak perlu kau cemas aku disini selalu tersenyum
Berbahagialah ayah…
Allah akan selalu menjagamu dalam tidur lelapmu
Kita akan berbahagia selalu nantinya…
“Saat-Saat Bersama Ayah”
Waktu berjalan begitu cepat
Menikam waktu dan kenangan yantg kugenggam bersama ayah
Bermain dengan puisi biru saat aku beku
Hilang kosong di tangan, raib.
Seandainya waktu sedikit tahu
Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi ayah
Aku tidak akan kehilangan seperti ini
Seperti puisi kehilangan baris.
Kenangan begitu banyak berputar di otakku
Saat bermain hujan saat memancing
Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan
Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku.
Merasakan kerinduan terhadap ayah yang telah meninggal merupakan hal yang wajar. Namun, jangan sampai ini jadi hal yang akan membebani pikiran kalian ya! Cukup doakan saja untuk mereka yang telah meninggal akan tenang di alam sana.
Baca juga: 12 Puisi Ibu yang Menyentuh Hati (Patut untuk Dibaca)
Untuk Anak Perempuannya
Selain kita sebagai anak perempuannya, ayah juga pastinya memiliki curahan hati kepada anak perempuannya yang beliau sayangi dan lindungi sejak kecil. Curahan hatinya tidak selalu diungkapkan lewat kata-kata, tapi juga bisa lewat puisi ayah untuk anak perempuannya.
Di bawah ini merupakan beberapa contoh puisi ayah untuk anak perempuannya yang akan selalu dilindungi sampai kapanpun.
“Putriku, Mutiaraku”
Sang surya tersenyum indah di awal pagi
Sambut wewangi bunga di taman sari
Hembusan bayu menyentuh malu-malu
Tergerai hijap biru sewajah ayu
Dedaun angka tanggal dari reranting di pagi ini
Terjejak langkah duapuluh tahun selami sang fana di serambi bumi
Dalam mengais jati diri
Di antara seribu teka-teki
Yang berdiri tegak dengan pedang tantangan kehidupan yang hakiki
Melangkahlah dengan keanggunanmu, putriku
Kalahkan rintangan dengan huruf bijakmu
Sentuhlah dengan jemari lembutmu
Bahagia kan menyambut tawa lepasmu
Dulu, kamu putri kecilku
Kini, kamu mutiara hatiku
“Puisi Untuk Anak Gadisku”
Kau cintaku dalam segala
Kau mentariku dalam gulita
Hadirmu yaitu cahaya keluarga
Kau satu-satunya..
Perempuan penerusku
Hanya doa untukmu
Di stiap.napas cintaku
Kupanjatkan kepada Allah Azza wa jalla
Tuk hadirkan pasangan hidupmu
Yang terbaik untukmu selamanya
Bukan cinta semasa semata
Bukan juga cinta fatamorgana
Tuk hidup selamanya
Menuju nirwana Allah Azza wa jalla..
Aamiin..
Lihat juga: 17 Puisi Hujan untuk Melukiskan Perasaan (Menyentuh Hati)
Untuk Anak Lelakinya
Nah, selain anak perempuan, ayah juga pasti menyayangi anak lelakinya. Meskipun menyayangi dengan cara yang berbeda, tetapi pasti ayah juga menyayangi anak lelakinya. Inilah beberapa contoh puisi ayah untuk anak lelakinya:
“Untuk Anak Lelakiku”
Jika suatu hari nanti kau telah bergelar lelaki dewasa
Jangan lupa waktu kecil kau pernah bermain bersama mama
Jika suatu hari nanti kau telah jatuh hati
Jangan lupa ada adat yang perlu kau batasi
Jika suatu hari nanti kau telah bergelar suami
Jangan lupa ada wanita lain yang lebih dulu kau cintai
Jika suatu hari nanti kau sudah bergelar ayah
Jangan lupa kau pernah hidup dalam dakapan kasihnya!
Jika suatu hari nanti kita perlu berpisah
Jangan lupa detik detik indah ketika kita bersama
Jika suatu hari nanti kau resah gelisah
Jangan lupa di bahu mamalah kau rebahkan semua
Jika suatu hari nanti kau perlu memilih dua persimpangan yang payah
Jangan lupa di mana jalanmu bermula
Jika suatu hari nanti cintamu kecundang
Jangan lupa ada cinta lain Yang Lebih Utama!
Jika suatu hari nanti kau terasa ingin menangis
Jangan lupa suatu ketika dulu mamalah yang memujukmu
Jika suatu hari nanti kau diuji dengan kerinduan
Jangan lupa mengenang ayah dan mama dalam doa dan harapan!
“Sebuah Pesan”
Anakku
Tumbuh besarlah
Seiring bertumbuhnya
Pengalaman dan perasaanmu
Maaf
Terkadang, saya sibuk siapkan bekal
Hingga saya lupa
Berbagi kisah dan kasih denganmu
Pilihlah jalanmu
Tugasku memberi tahu
Jalan terbaik untuk dituju
Dan aku, sudah lakukan itu
Berdiri tegaklah
Dengan kakimu
Berjalanlah dengan semangat
Sesuai tujuanmu
Tugasku telah usai
Terima kasih buah hati
Telah mengizinkanku menikmati
Perjalanan penuh arti
Ketahuilah
Setiap detik bersamamu
Adalah waktu terbaik
Dalam hidup ini
Baca juga: 15 Puisi Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Menyentuh Hati)
Itulah kumpulan contoh teks puisi ayah yang menyentuh hati. Contoh-contoh puisi di atas bisa dibawakan untuk ayah dan bunda ataupun sekadar melukiskan perasaan yang belum tercurah kepada ayah tercinta.
Doa untuk ayah yang sudah meninggal juga bisa kalian sampaikan lewat puisi ayah. Lewat contoh di atas, kalian sebagai anak bisa mengetahui isi hati ayah kalian yang selama ini belum tersampaikan.
Leave a Reply