Keanekaragaman di tanah air kita tak perlu diragukan lagi. Indonesia memiliki beragam ras, suku, agama, budaya dan adat istiadat. Hal ini termasuk warisan dari nenek moyang kita terdahulu.
Luas dari wilayah Indonesia pun tak bisa dianggap sepele. Negara kita memiliki gugusan pulan – pulau dan dijuluki sebagai negera matirim. Saking banyaknya pulau – pulau di Negara kita.
Salah satu pulau yang cukup terkenal adalah Maluku. Jika kita membahas tentang pulau satu ini, yang terpintas dipikiran kita tentunya pesona alam yang luar biasa dari pulau ini. Maluku bukan cuma kaya dengan wisata alamnya, tapi kaya akan kebudayaan juga.
Maluku berada di wilayah Timur Indonesia dan papua. Provinsi ini memang dari sejak dulu terkenal dengan penghasil rempah – rempah. Provinsi Maluku juga memiliki adat istiadat yang menjadikan ciri khas seperti baju dan pakaian adat, ada juga rumah adat tradisional loh.
Aku akan mengajak kalian untuk membahas tentang kekayaan budaya dan adat istiadat yang ada di Maluku dan keterangan. Scroll ke bawah langsung ya!
Rumah Adat Maluku
Ngomong – ngomong tentang budaya dan adat istiadat, pasti kita langsung inget dengan baju dan pakaian adat, tarian, senjata tradisional dan juga rumah adat. Iya disini aku akan jelasin sedikit aja yang berkaitan dengan Rumah Adat Maluku. Berikut daftarnya!
1. Rumah Adat Baileo
Rumah Adat Maluku yang cukup tekenal ini bernama Baileo. Dalam bahasa Indonesia “Baileo” memiliki arti Balai. Balai adalah merupakan suatu tempat untuk bermusyawarah dan pertemuan masyarakat untuk membahas sesuatu dengan dewan adat.
Ternyata sistem demokrasi di tanah Maluku Utara ini atau dikenal dengan lima – sewa sudah ada sejak zaman leluhur mereka loh. Rumah Adat Maluku Baileo ini adalah satu – satunya bangunan peninggalan leluhur yang menggambarkan kebudayaan siwa – lima.
Simak juga: 6 Keunikan Rumah Adat Bali Yang Kaya Ciri Khas Unsur Budaya
- Arsitektur Bangunan Rumah Adat Maluku Baileo
Arsitektur keseluruhan dari bangunan Baileo ini memiliki bentuk yang serupa dengan rumah panggung dari daerah lainnya. Bangunan ini dibikin tinggi sekitar satu sampai 2 meter. Hal ini bertujuan untuk balai pertemuan masyarakat setempat.
Bangunan rumah adat Maluku yang satu ini tidak memiliki dinding. Filosofi dari desain bangunan tersebut adalah, tempat ini terbuka untuk siapapun dan terbuka dalam hal apapun untuk di musyawarahkan.
Tidak adanya dinding juga dimaksudkan agar tidak ada pemisah antara warga yang melakukan musyawarah, karena jika ada dinding kasihan warga yang berada diluar balai tidak bisa menyaksikan musyawarah yang berlangsung di Baileo ini.
Kemudian Bangunan ini dibuat mirip dengan rumah panggung dengan tujuan agar tidak ada binatang buas yang memasuki rumah ini. selain itu, Baileo juga dibangun lebih untuk menggambarkan posisi leluhur yang lebih tinggi dari manusia.
Bangunan Baileo ini memiliki tinggah penyangga sebanyak 9 batang yang ada di depan dan di belakang bangunan rumah. Ada juga lima tiang di bagian kiri dan kanan. Lima tiang ini menyimbolkan dari Siwa – Lima yang bermakna persatuan antar desa di Maluku.
- Ciri Khas dan Keunikan Rumah Adat Maluku Baileo
Ada beberapa ornamen pelengkap pada bangunan ini, ornament atau hiasa yang sangat khas adalah adanya ornament berbentuk seperti anjing dan ayam. Ornamen hiasan ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat yaitu sebagai simbol perdamaian dan kemakmuran.
Ornamen berbentuk lukisan dua ekor ayam saling berhadapan, dan diapit oleh anjing dua ekor. Ornamen hiasan ini biasanya terletak di depan pintu bangunan. Selain itu ada juga ornamen berbentuk matahari, bulan dan bintang untuk memperindah Rumah Adat Maluku.
Ornamen tersebut biasanya dicat dengan warna kuning,merah dan hitam. Yang memiliki makna balai Baileo ini selalu siap untuk menjaga keutuhan hokum adat.
Desain atap rumah Baileo ini dengan ketinggian yang lebih rendah dari langit – langit. Nilai filosofi terdapat pada desain ini agar setiap tamu yang memasuki rumah adat membungkukkan badan dan kepala, sebagai penghormatan dengan aturan adat yang ada.
Di depan banguan adat, terdapat batu yang biasa disebut dengan Batu Pamali oleh warga sekitar. Batu Pamali memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan sesaji para leluhur. Batu ini diletakkan tepat di muka pintu bangunan rumah adat.
Penempatan batu pamali tersebut bertujuan untuk menunjukkan jika rumah ini adalah balai adat dan balai ini adalah bangunan induk anjungan. Ada juga bilik pamali yang menjadi tempat penyimpanan barang benda keramat miliki warga setempat.
Lihat juga: 5 Keunikan Rumah Adat Jambi Beserta Penjelasannya nan Ciamik
2. Rumah Adat Sasadu
Rumah Adat Maluku selanjutnya adalah jenis Rumah Adat Sasadu. Rumah adat ini terdapat di Maluku Utara. Rumah adat tradisional ini termasuk desain rumah adat asli dari masyarakat suku Sahu yang sudah ada sejak zaman dulu di daerah Halmahera.
Desain dari bangunan rumah adat ini menggambarkan tentang falsafat kehidupan masyarakat suku Sahu dalam bersosialisai dan menjalin hubungan dengan sesame manusia. Ciri khas dan keunikan dari rumah adat ini sarat dengan nilai filosofi dan juga arsitektur menawan.
Rumah Adat Maluku Sasadu ini memang tidak dipergunakan untuk tempat tinggal. Rumah adat ini difungsikan untuk balai adat dan tempat pertemuan seluruh warga masyarakat suku Sahu saat diadakan kegiatan adat.
- Arsitektur Bangunan Rumah Adat Maluku Sasadu
Fungsi utama dari tempat adat ini adalah untuk pertemuan adat dalam jumlah banyak, jadinya desain bangunan pun sangat luas. Rumah Adat Maluku ini sama seperti Baileo yang tidak memiliki dinding. Hanya memiliki satu ruangan tengah tanpa pembatas jadinya sangat terbuka.
Jika kita amati dengan teliti, bangunan adat ini hanya memiliki beberapa tiang penyangga bangunan loh. Rumah adat sasadu ini bukan jenis rumah panggung karena rumah adat ini hanya menopang bagian atap bangunan aja.
Bisa dibilang jumlah tiang penyangga ini sedikit karena tiang tidak menyangga beban bangunan yang terlalu berat. Tiang penyangga hanya menopang bagian atap bangunan. Tiang dibuat dari bahan batang kayu sagu, kayu ini sangat mudah ditemukan di Maluku.
Lantai pada bagian bangunan ini hanya permukaan tanah yang luas. Tiang penyangga menghubungkan tiang satu dengan yang lainnya. Bangunan ini tidak menggunakan paku, tapi penggunakan balok penguat.
Balok penguat ini dilekatkan pada tiang yang menggunakan pasak kayu. Di beberapa bagian penguat digunakan sebagai tempat duduk. Diantara balok penguat tersebut ditambahkan susunan bambu atau kayu untuk membuat dipan kursi.
Beberapa tiang penyangga ada yang tidak terhubung dengan tiang lainnya. Hal ini karena untuk dijadikan tempat keluar dan masuk bangunan rumah adat Maluku ini. Ada sekitar enam jalan masuk ke bangunan adat sasadu ini, dua pintu dikhususkan untuk perempuan.
Dua jalan pintu masuk untuk laki – laki dan dua lainnya untuk para tamu undangan. Bagian atap bangunan adat ini terbuat dari bambu yang diikat dengan ijuk sebagai rangka atap dan ditutupi dengan daun sagu atau pun daun kelapa yang sejuk dan tahan lama.
Baca juga: 8 Keunikan Rumah Adat Aceh Yang Menarik nan Mempesona
- Ciri Khas dan Keunikan Rumah Adat Maluku Sasadu
Ciri khas dan keunikan rumah adat Maluku ini sarat akan nilai filosofi bagi masyarakat setempat. Desain bangunan ini dibuat terbuka dan tidak ada dinding. Yang bermakna masyarakat suku Sahu terbuka dan menerima pendatang tanpa melihat perbedaan.
Bagian atap rangka memiliki sepasang kain yang berwana merah putih dan digantungkan. Hal ini melambangkan kecintaan masyarakat suku Sahu pada bangsa dan Negara Indonesia.
Ada juga yang menuturkan desain tersebut sebagai simbol kerukunan antar agama Islam dan Kristen sebagai dua agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Maluku Utara.
Untuk bagian ujung atap bangunan adat ini bagian bawah dibuat lebih pendek dari langit – langit, dimaksudkan agar setiap orang masuk bangunan sambil menundukkan kepala dan juga membungkukkan badan.
Makna dari hal ini adalah filosofi agar setiap orang bisa patuh dan hormat pada aturan adat suku Sahu. Ada juga ukiran atau ornamen berbentuk perahu yang berada di ujung atap, melambangkan masyarakat suku Sahu yang merupakan masyarakat Bahari senang melaut.
3. Rumah Adat Maluku Hibualamo
Rumah adat Hibualamo adalah rumah adat yang berasal dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Hibua memiliki arti dari bahasa setempat yang bermakna Rumah, sedangkan Lamo yang artiknya Besar. Berarti makna dari Hibualamo adalah rumah yang besar.
Rumah adat Hibualamo sudah ada sejak tahun 1400 an, berarti sudah berumur sekitar 600 tahun loh. Rumah adat ini baru diresmikan sekitar tahun 2007. Rumah adat Maluku ini sempat hilang dikarenakan penjejah yang datang ke tanah Maluku.
Kemudian didirikan lagi berupa Balai desa sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah dan pemerintahan. Rumah adat Hibualamo ini kembali dibangun dan didirkan sebagai simbol perdamaian pasca konflik sara yang terjadi di Maluku pada tahun 1999 sampai 2001.
Bangunan adat ini dibangun dengan banyak simbol yang melambangkan tentang persatuan di tanah Maluku. Arsitektur bangunan adat ini hampir meyerupai bentuk perahu yang menggambarkan kehidupan maritime suku Tobelo dan Galela di pesisir pantai.
Bangunan rumah adat tersebut memiliki bentuk segi delapan dan mempunyai empat pintu masuk, yang menggambarkan empat arah mata angina, timur, barat, utara dan selatan. Saat berada di dalam, semua orang duduk berhadapan yang menunjukkan kesetaraan dan kesatuan.
Di rumah adat Maluku ini terdapat empat warna utama bangunan, yang masing – masing warna memiliki arti tersendiri. Warna utamanya adalah merah, putih, kuning dan hitam.
Warna merah menggambarkan kegigihan dan kekuatan komunitas Canga. Warna Kuning menggambarkan kecerdasan, kekayaan dan kemegahan. Warna hitam yang artinya solidaritas dan warna putih melambangkan kesucian.
Rumah Adat Maluku menjadikan keberagaman yang ada di tanah Maluku. Bangunan rumah adat ini memiliki nilai sejarah dan juga filosofi bagi masyarakat setempat.
Lihat juga: Rumah Adat Lampung, Kemajuan Arsitektur Para Leluhur
Filosofi tersebut sangat kental dengan persatuan, kerukunan dan penghormatan bagi para leluhur nenek moyang warga setempat. Filosofi tentang mata angin, barat, utara, timur, selatan dan tenggara dibagian rumah adat ini.
Usia dari bangunan adat pun sudah ada sejak zaman dulu dan diwariskan turun temurun hingga sekarang. Jika kalian berkunjung ke Maluku sempatkan untuk singgah dan belajar tentang sejarah yang ada di daerah ini ya.
Leave a Reply